Senin, 30 Mei 2011

TELEPON SELULAR


BAB I

PENDAHULUAN

Telepon seluler merupakan salah satu alat komunikasi yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat kita. Hampir semua orang memiliki sekurang-kurangnya satu telepon seluler tanpa mengira status ekonomi seseorang itu. Dewasa ini penggunaan telepon selular tidak lagi menjadi sesuatu yang eksklusif di kalangan masyarakat luas. Hal ini merupakan dampak dari keperluan berkomunikasi yang semakin mendesak dan harga telepon selular yang semakin murah. Namun, hal yang menarik dari kenyataan ini adalah penggunaan telepon selular yang sudah merebak di kalangan anak-anak, sehingga timbul pertanyaan apakah mereka perlu alat komunikasi yang bermobilitas tinggi tersebut. Selanjutnya timbul wacana yang cenderung negatif menanggapi pertanyaan tersebut, misalnya mereka (anak-anak) dinilai “ikut-ikutan” terhadap tren saja, sedangkan tidak terlihat mereka membutuhkan telepon selular itu dari segi fungsionalnya. Banyak hal yang dapat diperhatikan dari fenomena ini. Misalnya adalah jika dilihat dari segi sosial, kesenjangan akan sangat terlihat antara anak yang berasal dari keluarga mampu secara finansial dan yang tidak dalam suatu komunitas di sekolahnya. Penggunaan telepon selular secara tidak langsung juga dinilai dapat mempengaruhi lingkungan pergaulan anak-anak. Sedangkan jika kita lihat dari segi positifnya, misalnya tumbuhnya kesadaran anak untuk bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan oleh orang tua untuk menggunakan dan merawat barang berharga, dapat menjadi salah satu parameter perkembangan psikologinya. Dininya usia anak diperkenalkan terhadap teknologi juga dapat dinilai suatu dampak yang sangat positif, karena dengan demikian mereka dapat secara kreatif mengenal fitur-fitur tertentu serta dapat langsung menggunakannya.

BAB II
FUNGSI DAN FITUR
Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, ponsel umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service, SMS). Ada pula penyedia jasa telepon genggam di beberapa negara yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan menambahkan jasa videophone, sebagai alat pembayaran, maupun untuk televisi online di telepon genggam mereka. Sekarang, telepon genggam menjadi gadget yang multifungsi. Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini ponsel juga dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan televisi, perangkat lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital, game, dan layanan internet (WAP, GPRS, 3G). Selain fitur-fitur tersebut, ponsel sekarang sudah ditanamkan fitur komputer. Jadi di ponsel tersebut, orang bisa mengubah fungsi ponsel tersebut menjadi mini komputer. Di dunia bisnis, fitur ini sangat membantu bagi para pebisnis untuk melakukan semua pekerjaan di satu tempat dan membuat pekerjaan tersebut diselesaikan dalam waktu yang singkat.
Berikut kategori ponsel berdasarkan Fungsi :
1.      Ponsel Bisnis Ponsel jenis ini ditujukan untuk anda yang menginginkan perangkat bisnis dalam genggaman anda, biasanya ponsel yang telah memiliki kemampuan ini tergolong ponsel pintar "smartphone". Beragai aplikasi bisnis terdapat dalam ponsel ini dan dapat membuat pekerjaan kantor anda dapat dilihat dan dikerjakan dalam sebuah ponsel.
2.      Ponsel Hiburan Ponsel Jenis ini merupakan ponsel berjenis multimedia, dimana semua aktivitas yang berhubungan dengan musik, seni, foto, sosial dan lainnya dapat anda atasi dengan sebuah ponsel. Banyak Ponsel jenis ini yang memiliki variannya tersendiri, seperti Ponsel Musik, Ponsel Kamera, dan Ponsel Internet Sosial.
3.      Ponsel Fashion Ponsel jenis ini lebih banyak mengandalkan tampilannya, dan dapat membuat pemiliknya sangat puas meskipun dengan fitur yang terkesan "seadanya". Tetapi dibalik itu semua, sebuah Ponsel Fashion dapat berharga berkali kali lipat dari harga ponsel tercanggih. Dewasa ini dapat ditemukan ponsel yang berharga lebih mahal dari harga sebuah kendaraan bahkan lebih mahal dari harga sebuah rumah.
4.      Ponsel Standar Ponsel jenis ini diperuntukan untuk anda yang menginginkan ponsel yang simpel, fitur yang disematkan dalam ponsel ini merupakan fitur inti, tanpa teknologi baru yang disematkan.
BAB III
PERKEMBANGAN DAN DAMPAK
Generasi 0
Handie-talkie SCR536
Sejarah penemuan telepon seluler tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah regular pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2 MHz. pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM). Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola)mengembangkan portable Handie-talkie SCR536, yang berarti sebuah alat komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan generasi 0 telepon seluler atau 0-G, dimana telepon seluler mulai diperkenalkan. Setelah mengeluarkan SCR536,kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory Corporation mengeluarkan kembali partable FM radio dua arah pertama yang diberi nama SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil. Sistem telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk menghubungkan telepon secara langsung pada PSTN landline. Kelemahan sistem ini adalah masalah pada jaringan kongesti yang kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti sistem ini. Generasi 0 diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-insinyur dari Bell Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar telepon seluler. Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an.
Generasi I
Telepon seluler generasi 1G
Telepon seluler generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan telepon seluler pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan telepon seluler pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April 1973. Telepon seluler yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah yang telah mengubah dunia selamanya. Teknologi yang digunakan 1-G masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz dan dioperasikan pada Band 800 Mhz. Karena bersifat analog, maka sistem yang digunakan masih bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi 1-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi 1-G masih memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan, mobilitas pengguna terbatas pada jangkauan area telpon seluler.
Generasi II
Telepon seluler tahun 1996
Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 2G sinyal analog sudah diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital memperlengkapi telepon seluler dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS. Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan dari generasi 2G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang membayakan pengguna.
Generasi III
Ponsel 3-G
Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini. Tapi yang menarik pada generasi ini adalah mulai dimasukkannya sistem operasi pada handphone sehingga membuat fitur handphone semakin lengkap bahkan mendekati fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara lain Symbian, Android dan Windows Mobile

Generasi IV
Generasi ini disebut juga Fourth Generation (4G). 4G merupakan sistem telepon seluler yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi nirkabel yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dan lain-lain. Sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan di mana saja. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir, 4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing, online game, dan lain-lain.
Dampak Penggunaan Telepon seluler

Hadirnya teknologi komunikasi berupa telepon seluler atau Hand Phone (HP) yang semakin pesat dan maju tidak dapat kita hindari. Tidak ada khalayak yang secara tegas menolak hadirnya teknologi yang dipuja oleh berbagai kalangan tersebut. Berbagai upaya dan cara yang kita lakukan untuk menolak hadirnya teknologi komunikasi tersebut malah justru akan semakin membuat kita pusing. Secara tidak langsung memang teknologi komunikasi membawa berbagai keuntungan bagi mereka penggunanya. Namun dibalik keuntungan yang menggiurkan tersebut ternyata terselip banyak kerugian yang menyebabkan dampak buruk bagi psikologis dan kesehatan penggunaan teknologi komunikasi itu sendiri.
            Perkembangan jenis HP semakin hari semakin meningkat. Mulai dari fasilitas yang disediakan sampai bentuknya. Perkembangan pesat dalam dunia sistem komunikasi kita tentunya akan mengubah pola komunikasi yang terjadi di masyarakat selama ini. Sebelum ada media massa, nyaris sistem komunikasi yang berkembang di Indonesia masih memakai peralatan sederhana (media tradisional maupun tatap muka). Akan tetapi lima tahun terakhir, Indonesia dihebohkan dengan pola komunikasi melalui telepon seluler atau biasa disebut dengan Hand Phone (HP). Bagi orang komunikasi, mereka menyebutnya dengan komunikasi seluler.
Komunikasi seluler hanyalah salah satu dari sekian banyak layanan yang dimungkinkan karena adanya pengintregasian komunikasi dengan komputer. Di Amerika Serikat, sistem-sistem pemutaran nomor telepon telah dikomputerisasi sejak tahun 1960-an, namun hal ini tidak dipergunakan sampai perusahaan telekomunikasi AT&T bubar dua dekade kemudian dan perusahaan-perusahaan telepon mulai menerapkan cara baru dan berbeda dalam memutar nomor telepon, (Roger Fidler, Mediamorfosis, 19, 2003).
Teknologi seluler, yang tergantung pada banyak stasiun pemancar dan penerima berkekuatan rendah dengan daerah-daerah layanannya yang tumpang tindih atau disebut sel-sel, membuka pasar telepon mobil yang secara signifikan menurunkan jumlah gelombang radio yang dibutuhkan untuk komunikasi tanpa kabel. Dengan radio-telepon, pasar selalu dibatasi oleh kelangkaan frekuensi yang dapat diberikan kepada para pelanggan. Karena dapat memakai frekuensi yang sama secara berulang-ulang, sistem-sistem seluler mampu menyediakan akses benar-benar kepada setiap orang, (Roger Fidler, Mediamorfosis, 20, 2003).
Pandangan tersebut semakin mematahkan anggapan bahwa teknologi komunikasi tidak begitu penting dan oleh karenanya kehadirannya tidak perlu dinantikan. Sebaliknya teknologi komunikasi sangat penting dan dinantikan kehadirannya setiap saat dan setiap waktu. Kepintaran, kecanggihan dan fasilitas yang dimiliki oleh teknologi komunikasi menjadi tolok ukur seberapa besar fungsi dan kebutuhan dari teknologi komunikasi itu bagi penggunanya tanpa memikirkan dampak yang akan timbul dari pemakaian teknologi tersebut. Secara nyata jelas terlihat bahwa teknologi komunikasi memberikan keuntungan yang sangat besar bagi penggunanya terutama dalam hal berkomunikasi (komunikasi tidak lagi rumit seperti dulu).
Berbagai keuntungan relatif yang dirasakan dari telepon seluler tanpa kabel yang mengungguli telepon kabel dan telepon-radio kian bertambah karena mobilitas dan efisiensinya yang lebih besar. Berbeda dengan yang disambungkan pada jalur telepon disebuah gedung atau telepon standar yang bisa dibawa, namun harus dilengkapi kotak baterai besar dengan pemancar dan penerima gelombang radio, ponsel yang ringan dan tampak kompak dapat dibawa didalam saku jaket atau dompet. Kebebasan untuk mengirim dan menerima panggilan telepon dari mobil, restoran, sudut jalan, atau bahkan ketika mendaki gunung, dalam waktu singkat dipandang sebagai kebutuhan mendasar dan dapat menghemat waktu yang memang besar artinya bagi para pedagang dan orang-orang yang merasa perlu untuk bisa dihubungi sewaktu-waktu. Telepon seluler menambah rasa nyaman dan aman, (Roger Fidler, Mediamorfosis, 20, 2003).
Jika sudah begitu berbagai kekurangan yang kasat mata menjadi semakin kabur dan tidak dipercaya oleh beberapa kalangan. Namun, mau tidak mau para pengguna telepon seluler atau pengguna teknologi komunikasi harus membuka mata lebar-lebar karena ternyata ada beberapa catatan tentang kerugian dalam sistem komunikasi terutama kaitannya dengan penggunaan Hand Phone (HP)/telepon seluler yang memerlukan perhatian ekstra. Meski begitu masih sedikit sekali orang yang menyadari kerugian atau dampak negatif dari Hand Phone/ telepon seluler dan mau berusaha untuk perlahan menanamkan cara atau kiat mengurangi dampak yang dihasilkan dari penggunaan telepon seluler atau Hand Phone (HP).
Komunikasi HP telah menurunkan minat baca masyarakat. Menurut data majalah Komputer Aktif (no. 50/26 Maret 2003) berdasarkan survei Siemens Mobile Lifestyle III menyebutkan bahwa 60 persen remaja usia 15-19 tahun dan pacaremaja lebih senang mengirim dan membaca SMS daripada membaca buku, majalah atau koran. Dalam hal ini komunikasi melalui HP seperti pengiriman SMS ternyata berdampak buruk untuk menurunkan minat baca masyarakat. Ini bisa dikatakan pula bahwa budaya baca yang sudah terancam dengan budaya dengar dan lihat diancam lagi oleh budaya mengirim SMS. SMS dalam hal ini lebih berfungsi sebagai hiburan saja. Bahkan menurut data Kompas (4 April 2003) yang melakukan street polling yang dilakukan pada 100 remaja SMU di Jakarta, Bogor, Bandung, dan Semarang menunjukkan bahwa 51 persen mereka mengirim SMS 11-20 kali, 35 persen 2-10 kali dan 14 persen lebih dari 20 kali sehari. Meskipun data ini tidak bisa digunakan untuk rujukan penelitian, tetapi fenomena itu jelas menjadi salah satu potret dampak perkembangan komunikasi melalui HP. Bahkan, sebesar 73 persen mereka mengeluarkan biaya untuk membeli voucher perbulannya seitar 100-200 ribu, 9 persen antara 201-300 ribu dan 8 persen lebih dari 300 ribu perbulan. Ini artinya bahwa di samping menurunkan minat baca, HP juga mengarahkan masyarakat untuk hidup konsumtif. Bahkan menurut data dari penelitian “Survei Siemens Mobile Phone” 58 persen orang ndonesia lebih memilih mengirim SMS daripada membaca buku,
Dari segi kajahatan, dampak nyata yang negatif dan banyak terjadi atas penggunaan Hand Phone/ telepon seluler adalah bahwa ternyata komunikasi dengan HP dapat memunculkan praktik bisnis illegal dan ironisnya HP juga dijadikan ajang penipuan untuk mengeruk keuntungan dengan dalih menang dalam suatu undian di dunia maya. Banyak kasus penipuan mengenai undian berhadiah yang dilayangkan melalui SMS serta praktik bisnis illegal yang tujuannya mengeruk keuntungan dari si korban dengan cara mentransfer sejumlah uang ke rekening pelaku. Tidak berhenti di situ saja. Penyalahgunaan fasilitas dari HP juga membawa dampak buruk bagi kaum remaja Indonesia. Melalui Hand Phone aksi pornografi semakin merajai benak kaum remaja Indonesia. Merekam aksi porno, mengambil atau dengan sengaja memotret gambar porno untuk kemudian disebarkan ke HP lain adalah fenomena yang marak terjadi di kalangan remaja bahkan anak-anak.
Secara psikologis kerugian yang diakibatkan dari penggunaan telepon seluler atau HP adalah manusia menjadi malas untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekitar. Dengan fasilitas yang dimiliki oleh HP, maka di zaman yang serba canggih dan modern ini segalanya bisa dilakukan dengan duduk di tempat tanpa perlu beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan aktivitas seseorang. Mulai dari mengisi pulsa, transfer uang, memesan tiket, belanja, hingga memesan makanan dapat dilakukan tanpa beranjak dari tempat sedikitpun. Asyik memang, tapi dimana rasa sosial dan peduli kita terhadap orang lain?. Secara global dapat dikatakan “jika bisa di rumah atau di kantor tanpa harus mengelurkan tenaga kenapa harus capek menyetir ke restoran untuk mengisi perut dengan sepiring nasi?”. Hal inilah yang membuat manusia makin malas dan enggan untuk bersosialisasi. Padahal sebagai mahluk sosial bukankah kita harus bersosialisasi dengan sesama?. Hal itu agaknya tidak berlaku bagi kaum pemakai teknologi komunikasi seluler.
Dampak atas penggunaan telepon seluler dari segi kesehatan juga tak kalah mengerikan. Berbagai penyakit serta kemungkinan terburuk hadir dalam tubuh manusia melengkapi kerugian atas penggunaan Hand Phone/ telepon seluler bagi penggunanya. Kenyataan ini memicu kekhawatiran akan dampak jangka panjang radiasi akibat penggunaan telepon genggam terhadap kesehatan. Dugaan dampak radiasi telepon genggam terhadap kesehatan ini dimunculkan banyak peneliti dari sejumlah negara. Penelitian yang luas dilakukan menyebutkan, penyakit yang diduga berkaitan dengan penggunaan telepon genggam antara lain kanker, terutama kanker otak, serta penyakit yang berhubungan dengan saraf, tumor mata, hingga alzheimer.
Penelitian di Amerika membuktikan bahwa kaum pria yang membawa HP di saku celana dapat menurunkan 70 persen produktivits sperma dan lebih parah lagi sperma yang dihasilkan tidak akan dapat membuahi sama sekali alias mandul karena telah rusak akibat radiasi yang dipancarkan oleh HP yang ditaruh di saku celana,
HP mengubah suara menjadi gelombang elektromagnetik seperti halnya radio. Kuatnya pancaran gelombang dan letak HP yang menempel di kepala akan mengubah sel-sel otak hingga berkembang abnormal dan potensial menjadi sel kanker. Jadi, efek radiasi HP sedemikian berbahaya jika sering digunakan. Sebuah penelitian di Finlandia membuktkan bahwa radiasi elektromagnetik serupa ponsel selama satu jam dapat mempengaruhi produksi sel, (Kompas,23 Oktober 2002 dalam Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, 197, 2005).
Berbagai dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan telepon seluler memang sangat kompleks dan sedikit sekali yang menyadari akan hal tersebut. Ada yang mempercayai, ada yang tidak percaya bahkan ada juga yang acuh tak acuh meskipun sudah mengetahui dampak negatif telepon seluler.
Apapun dampak negatif dan positif ponsel di Indonesia yang jelas ponsel adalah peralatan yang relatif modern digunakan. Ponsel telah mengubah berbagai sistem komunikasi yang dijalankan di Indonesia. Artinya, ponsel telah membawa revolusi perubahan sistem komunikasi di Indonesia diakui atau tidak, (Sistem Komunikasi Indonesia, Nurudin, 198, 2005).
Cara kerja
Didalam telepon genggam, terdapat sebuah pengeras suara, mikrofon, papan ketik, tampilan layar, dan powerful circuit board dengan microprocessors yang membuat setiap telepon seperti komputer mini. Ketika berhubungan dengan jaringan wireless, sekumpulan teknologi tersebut memungkinkan penggunanya untuk melakukan panggilan atau bertukar data dengan telepon lain atau dengan komputer. Jaringan wireless beroperasi dalam sebuah jaringan yang membagi kota atau wilayah kedalam sel-sel yang lebih kecil. Satu sel mencakup beberapa blok kota atau sampai 250 mil persegi. Setiap sel menggunakan sekumpulan frekuensi radio atau saluran-saluran untuk memberikan layanan di area spesifik. Kekuatan radio ini harus dikontrol untuk membatasi jangkauan sinyal geografis. Oleh Karena itu, frekuensi yang sama dapat digunakan kembali di sel terdekat. Maka banyak orang dapat melakukan percakapan secara simultan dalam sel yang berbeda di seluruh kota atau wilayah, meskipun mereka berada dalam satu saluran.
Dalam setiap sel, terdapat stasiun dasar yang berisi antenna wireless dan perlengkapan radio lain. Antenna wireless dalam setiap sel akan menghbungkan penelpon ke jaringan telepon local, internet, ataupun jaringan wireless lain. Antena wireless mentransimiskan sinyal. Ketika telepon genggam dinyalakan, telpon akan mencari sinyal untuk mengkonfirmasi bahwa layanan telah tersedia. Kemudian telepon akan mentransmisikan nomor identifikasi tertentu, sehingga jaringan dapat melakukan verifikasi informasi konsumen- seperti penyedia layanan wireless, dan nomor telepon.
  • Panggilan dari telepon genggam ke telepon rumah
Ketika melakukan panggilan dari telepon genggam ke telepon rumah biasa, panggilan tersebut akan berjalan-jalan di melalui antena wireless terdekat dan akan diubah oleh penghantar wireless ke sistem telepon landline tradisional. Panggilan tersebut kemudian akan langsung diarahkan ke jaringan telepon tradisional dan ke orang yang menjadi tujuan panggilan.
  • Panggilan dari Telepon Genggam ke Telepon Genggam
Ketika melakukan panggilan dari ini, panggilan akan dirutekan melalui jaringan landline kepada pengantar wireless penerima atau akan dirutekan dalam jaringan wireless ke tempat sel terdekat dengan orang yang menjadi tujuan panggilan. Pada saat berbicara di telepon genggam, maka telepon genggam akan menangkap suara dan mengubah suara menjadi energy frekuensi radio (gelombang radio). gelombang radio akan berjalan melalui udara hingga menemukan penerima di stasiun dasar terdekat. Stasiun dasar kemudian akan mengirimkan panggilan tersebut melalui jaringan wireless hingga sampai pada orang yang menjadi tujuan telepon.
  • Panggilan jarak jauh
ketika melakukan panggilan terhadap seseorang yang berada sangat jauh, panggilan akan dirutekan pada pusat pertukaran jarah jauh, yang menyambungkan panggilan antar negara atau seluruh dunia melaui kabel fiber optic.

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

Telepon genggam (telgam) atau telepon selular (ponsel) atau handphone (HP) atau disebut pula adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless).
Namun, penelitian seputar dampak penggunaan telepon genggam terhadap kesehatan, terutama peningkatan angka kejadian kanker, masih pro-kontra. Kesimpulan akan dampak radiasi gelombang mikro dari telepon genggam itu dinilai sumir karena teknologi telepon genggam ke depan masih terus berkembang. Sejumlah penelitian yang berlangsung antara lain tentang pengaruh penggunaan telepon genggam pada tumor otak, yang dilakukan selama empat tahun oleh Universitas Leeds, Nottingham, dan Universitas Manchester and Institute of Cancer Research, London. Tahun 2006, peneliti Inggris mengatakan, tidak ada kaitan antara penggunaan telepon genggam dan meningkatnya angka kejadian tumor otak glioma yang biasa terjadi di otak atau tulang belakang.




Referensi



Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2005.
Fidler, Roger, Mediamorfosis: Understanding New Media, Thousand Oaks, 
California: Pine Forge Perss, 1997.
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/05/05/07421459/Telepon.Genggam.Vs.Kesehatan

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates